Day - 119
Minggu, 3 November 2006 -- Semalam ga bisa tidur. Perut kembung. Leher ngilu. Kepala cenut-cenut. Jam 4-an dikerokin Dewi. Enakan. Bisa tidur. Entah karena kerokan memang manjur, entah karena sudah kebiasaan saja :). Saya pernah sih membaca di majalah Intisari, bahwa kerokan tuh bisa dijelaskan secara ilmiah. Cuma saya lupa penjelasannya. Hebat bener tuh penemu kerokan.
Kayaknya kerokan cuma ada di Indonesia deh. Saya pernah denger cerita teman, ia tinggal di Kanada. Suatu hari anaknya masuk angin. Terus dikerokin. Jadi merah-merah kan badannya. Tapi rupanya ada tetangga yang melaporkan ia ke polisi, dianggap telah menganiaya anaknya. Orang Kanada rupanya ga kenal kerokan. Dan di sana kan hukumnya terhadap orang tua yang dianggap menganiaya anak-anak ga "main-main". Katanya setelah dijelaskan sih beres.
Ke gereja. Seperti biasa saya duluan berangkat. Ga ada pelayanan khotbah. Setelah nyambut jemaat, tadinya saya mau ikut rapat dengan Komisin Pelaut. Tapi yang datang cuma dua orang. Ga jadi. Bulan Desember di sini jemaat mulai agak sepi. Sekolahan libur. Natalan dan tahun baru juga kan. Jadi sudah banyak yang pulang ke Indonesia. Di atas tanggal 20-an katanya lebih "sepi" lagi. Bisa dibilang Desember tuh musim "mudik" orang Indonesia di Singapore :).
Siang rapat dengan Komisi Anak. Terus pulang. Badan benar-benar ga enak. Langsung tidur. Dewi, Kezia dan Karen ke Bukit Panjang Plaza. Kezia masuk final lomba mewarnai di sana. Saya ga ikut. Tidur. Bangun-bangun badan sudah lebih segar. Terus ikut acara kebersamaan pemuda. Tempatnya di dekat rumah. Tadinya acara kumpul-kumpul ini mau diadakan di rumah. Tapi peserta membludak dari perkiraan 10-15 orang. Jadi hampir 30. Jadi harus di Multi Purpose Hall. Masalahnya di Aparteman saya multi purpose hall sudah disewa orang. Jadi dialihkan ke apartemen teman yang dekat. Acara sekalian perpisahan tutup tahunan gitu. Cuma makan dan permainan. Makannya urunan :). Sampai jam 10-an.
No comments:
Post a Comment