Kenapa Buru-Buru
Seorang lelaki berpakaian jas lengkap dan perlente sedang berjalan kaki menuju ke suatu tempat, ketika tiba-tiba seorang anak muncul di hadapannya dan bertanya :
"Maaf oom , boleh tanya kan. Sekarang ini jam berapa sih ?"
"Maaf oom , boleh tanya kan. Sekarang ini jam berapa sih ?"
Lelaki tersebut melipat lengan kirinya di depan dada, melihat jam tangannya dan berkata : "Sekarang jam tiga kurang seperempat ."
Si anak mengucapkan terimakasih, lalu berkata : "Tepat jam tiga nanti oom boleh mencium pantat saya," katanya sambil melarikan diri.
Lelaki perlente tersebut merasa dilecehkan dan mengejar si anak untuk memberinya pelajaran. Ketika sedang berlari mengejar, seorang rekan kantor menghentikannya.
"Ada apa kamu lari-lari begitu?" tanya rekan tersebut.
Sambil menunjuk si anak, lelaki perlente itu bercerita : "Anak itu bertanya jam berapa, lalu aku jawab jam tiga kurang seperempat. Eee, dia bilang jam tiga tepat aku boleh mencium pantatnya."
Sambil menunjuk si anak, lelaki perlente itu bercerita : "Anak itu bertanya jam berapa, lalu aku jawab jam tiga kurang seperempat. Eee, dia bilang jam tiga tepat aku boleh mencium pantatnya."
Temannya melihat jam dan berkata : "Lho , masih sepuluh menit lagi, kenapa buru-buru ??”
Ayah's quote :
Bukankah miskomunikasi seringkali terjadi karena setiap orang memandang sebuah masalah dari sudut pandang yang berbeda? Dengan persepsi yang berbeda? Dengan kepentingan yang berbeda?
No comments:
Post a Comment