Rabu, 13 Desember 2006 --Baca di internet, di Argentina katanya ada gereja namanya Church of Maradona. Tahun 2004 anggota jemaatnya 8 ribuan. Punya "pengakuan iman" dan lagu sendiri. Mereka menganggap Maradona sebagai Tuhan. Di “mimbar”nya ada bola bermahkota duri. Anggota jemaatnya kebanyakan pria. Mereka bisa nangis terisak-isak melihat Maradona. Mereka sampai berkemah di depan rumah sakit ketika Maradona dirawat.
Saya ga habis pikir dengan "fenomena" idola. Orang bisa sampai "segitu rupa" pada idolanya. Seolah mau melakukan apa saja demi idolanya. Dulu kalau ga salah di SCTV ada acara "Mimpi Kali Yee". Acara yang mempertemukan orang, kebanyakan gadis-gadis muda, dengan selebritis idolanya. Ampun deh. Baru ngelihat idolanya saja mereka bisa sampai nangis "jengking-jengking", malah juga ada yang sampai pingsan. Modernisasi dan kemajuan zaman rupanya ga menghilangkan hal-hal irasional seperti itu.
Sebetulnya wajar-lah orang punya idola. Cuma saya kira, cara kita ngungkapin kekaguman itu penting loh. Jangan sampai kita kehilangan "akal sehat". Juga ga kalah penting, alasan kenapa kita mengidolainya. Kalau karena karakter atau kehidupan elok orang itu, seperti Ibu Teresa atau Pak Eka Darmaputera, bagus buat menjadi teladan. Tapi kalau karena gantengnya, atau cantiknya, atau jagonya main sepakbola, yang gini-gini ini nih yang bisa jadi "irasional" kayak di Argentina dan acara SCTV tadi :)
Dapat telepon dan SMS dari beberapa teman di Jakarta. Ada yang ngabarin ia mau dolan ke sini. Ada juga yang kabarin temannya atau anggota jemaatnya atau saudaranya mau berobat ke sini. Minta tolong dilawat. Sore hujan deras. Saya sempet "terjebak" di foodcourt seberang gereja :). Salah saya juga sih, sudah tahu mendung ga bawa payung. Gara-gara ga mau sedikit repot, jadinya malah banyak repot. Malam ada rapat di gereja
Saya ga habis pikir dengan "fenomena" idola. Orang bisa sampai "segitu rupa" pada idolanya. Seolah mau melakukan apa saja demi idolanya. Dulu kalau ga salah di SCTV ada acara "Mimpi Kali Yee". Acara yang mempertemukan orang, kebanyakan gadis-gadis muda, dengan selebritis idolanya. Ampun deh. Baru ngelihat idolanya saja mereka bisa sampai nangis "jengking-jengking", malah juga ada yang sampai pingsan. Modernisasi dan kemajuan zaman rupanya ga menghilangkan hal-hal irasional seperti itu.
Sebetulnya wajar-lah orang punya idola. Cuma saya kira, cara kita ngungkapin kekaguman itu penting loh. Jangan sampai kita kehilangan "akal sehat". Juga ga kalah penting, alasan kenapa kita mengidolainya. Kalau karena karakter atau kehidupan elok orang itu, seperti Ibu Teresa atau Pak Eka Darmaputera, bagus buat menjadi teladan. Tapi kalau karena gantengnya, atau cantiknya, atau jagonya main sepakbola, yang gini-gini ini nih yang bisa jadi "irasional" kayak di Argentina dan acara SCTV tadi :)
Dapat telepon dan SMS dari beberapa teman di Jakarta. Ada yang ngabarin ia mau dolan ke sini. Ada juga yang kabarin temannya atau anggota jemaatnya atau saudaranya mau berobat ke sini. Minta tolong dilawat. Sore hujan deras. Saya sempet "terjebak" di foodcourt seberang gereja :). Salah saya juga sih, sudah tahu mendung ga bawa payung. Gara-gara ga mau sedikit repot, jadinya malah banyak repot. Malam ada rapat di gereja
No comments:
Post a Comment