Minggu, 10 Desember 2006 -- Hari ini saya khotbah tiga kali. Seperti biasa di GPBB dua kali dan di GPO sekali. Temanya sih sama. Minggu Advent 2. Tentang Yusuf dan Maria yang ga mendapat tempat menginap. Kalau khotbah tiga kali dengan tema yang sama begitu, biasanya yang kedua dan ketiga kalinya "agak"mantap. Sudah lebih hafal kan. Hehehe.
Saya awali khotbah dengan kelirumologi. "Ilmu" ciptaan Jaya Suprana, budayawan serba bisa dari Semarang. Menyoroti tentang kekeliruan-kekeliruan, tapi yang karena sudah terlanjur biasa jadi ga kerasa sebagai kekeliruan lagi. Kayak "Yunus dimakan ikan paus". Padahal yang betul kan "ikan besar". Terus "Pak Anu tuh majelis", yang betul "anggota majelis". Gramedia pernah menerbitkan buku-buku kelirumologi ini. Sehubungan dengan Natal ada juga tuh "kelirumologi". Misalnya orang Majus digambarkan tiga orang, atau orang Majus bertemu dengan para gembala di kandang. Padahal Alkitab ga pernah bilang begitu kan.
Tapi kekeliruan paling fatal tuh, ketika Natal malah sudah jadi identik dengan kemeriahan dan kemewahan. Padahal di Alkitab Natal tuh sangat sederhana; baik penceritaannya maupun setting dan tokoh-tokohnya. Orang kini jadi fokusnya pada acara bukan pada makna, pada bentuk bukan pada isi, pada konsepsi bukan pada esensi. Sayang sekali. Mungkin memang begitu kecenderungan manusia sekarang. Sukanya sibuk dengan kemasan, lupa pada substansi; heboh ngurusin printil-printil, lupa pada yang prinsip. Saya pernah menulis artikel tentang kelirumologi Natal ini di buku saya.
Siang ke GPO nebeng mobil teman yang pas mau ke Orchad. Pulang dari GPO terus ke acara "house warming" teman di daerah Tiong Bahru. O ya tadi di GPBB kebaktian jam 9 dan jam 11 ada teman pendeta GKI yang lagi dolan ke Singapore. Di GPO juga ketemu beberapa teman dari Jakarta. Musim liburan, banyak orang Indonesia ke Singapore. Pulang jam 7-an. Naik MRT. Hati rasanya lega banget deh :). Besok kan Senin. Kalau buat orang lain Minggu malam tuh "menyesakan" karena Senin harus kerja. Buat saya minggu malam malah "melegakan" Hehehe.
Saya awali khotbah dengan kelirumologi. "Ilmu" ciptaan Jaya Suprana, budayawan serba bisa dari Semarang. Menyoroti tentang kekeliruan-kekeliruan, tapi yang karena sudah terlanjur biasa jadi ga kerasa sebagai kekeliruan lagi. Kayak "Yunus dimakan ikan paus". Padahal yang betul kan "ikan besar". Terus "Pak Anu tuh majelis", yang betul "anggota majelis". Gramedia pernah menerbitkan buku-buku kelirumologi ini. Sehubungan dengan Natal ada juga tuh "kelirumologi". Misalnya orang Majus digambarkan tiga orang, atau orang Majus bertemu dengan para gembala di kandang. Padahal Alkitab ga pernah bilang begitu kan.
Tapi kekeliruan paling fatal tuh, ketika Natal malah sudah jadi identik dengan kemeriahan dan kemewahan. Padahal di Alkitab Natal tuh sangat sederhana; baik penceritaannya maupun setting dan tokoh-tokohnya. Orang kini jadi fokusnya pada acara bukan pada makna, pada bentuk bukan pada isi, pada konsepsi bukan pada esensi. Sayang sekali. Mungkin memang begitu kecenderungan manusia sekarang. Sukanya sibuk dengan kemasan, lupa pada substansi; heboh ngurusin printil-printil, lupa pada yang prinsip. Saya pernah menulis artikel tentang kelirumologi Natal ini di buku saya.
Siang ke GPO nebeng mobil teman yang pas mau ke Orchad. Pulang dari GPO terus ke acara "house warming" teman di daerah Tiong Bahru. O ya tadi di GPBB kebaktian jam 9 dan jam 11 ada teman pendeta GKI yang lagi dolan ke Singapore. Di GPO juga ketemu beberapa teman dari Jakarta. Musim liburan, banyak orang Indonesia ke Singapore. Pulang jam 7-an. Naik MRT. Hati rasanya lega banget deh :). Besok kan Senin. Kalau buat orang lain Minggu malam tuh "menyesakan" karena Senin harus kerja. Buat saya minggu malam malah "melegakan" Hehehe.
No comments:
Post a Comment