Minggu, 17 Desember 2006 -- Hari ini pikiran agak "tenang" :). Ga ada "tugas" khotbah. Jadi bisa ngehadapi hari Minggu dengan "enteng". Hehehe. Pagi-pagi seperti biasa ke gereja. Dewi dan anak-anak pergi belakangan. Nyalamin jemaat. Ramah tamah. Siang bareng teman kunjungan ke salah satu anggota jemaat. Dilanjutkan dengan rapat di GPO. Ngelanjutin rapat beberapa hari lalu. Ada hal penting yang urgen dibicarakan.
Menurut pengalaman saya, hampir sebagian besar masalah di gereja di mana saja sebab utamanya dua hal. Pertama adanya mis-komunikasi. Salah mengerti. Orang mengambil keputusan atau penilaian berdasarkan opini terhadap sebuah ucapan atau kejadian. Padahal yang namanya opini kan bukan fakta. Celakanya, opini lalu melahirkan opini. Masalah pun berkembang biak memunculkan masalah lain. Jadilah benang kusut. Ujungnya di mana sudah ga jelas lagi. Kalau saja sesuatu itu jelas dulu. Clear dulu. Begini loh maksudnya. Ga terlalu cepat ambil kesimpulan. Rasanya sebagian besar masalah bukan masalah lagi deh.
Kedua ego, kebanggaan diri, proudness atau apalah namanya. Saya koq sangat percaya kalau di gereja tuh orang punya niat baik, tulus dan rendah hati. Dalam arti betul-betul mau melayani Tuhan dengan memberi waktu, tenaga, pikiran, bahkan perasaannya tanpa pamrih, sebetulnya ga akan ada masalah di gereja. Tapi ya namanya juga manusia kan. Ada saja godaannya untuk egoistis dan egosentris. Dan lagi dipikir-pikir masalah ada baiknya juga sih. Jadi kan gereja tuh dinamis gitu :). Masalah juga baik supaya kita tetap eling lan waspada. Bahwa kita tuh belum sempurna. Belum apa-apa. Jadi jangan sombong. Asal jangan masalah yang dicari-cari saja sih.
Seharian ini hujan terus neh. Rapat selesai jam 8-an. Sama beberapa teman terus makan bubur Tion Shian di China Town, dekat People Park Complex. Enak tuh. Usus babinya dibikin garing kayak usus ayam. Pakai kodok kecap. Pakai ikan mentah. Tapi dimasukin bubur beberapa saat udah mateng tuh ikan. Hau ce-lah. Saya sedang mikir bikin buku panduan tentang makanan-makanan yang direkomendasi di Singapore :). Jadi orang kalau ke Singapore ga usah bingung cari makan. Habis di sini kan serba mahal. Sudah mahal makan ga enak kan rugi dua kali tuh.
Menurut pengalaman saya, hampir sebagian besar masalah di gereja di mana saja sebab utamanya dua hal. Pertama adanya mis-komunikasi. Salah mengerti. Orang mengambil keputusan atau penilaian berdasarkan opini terhadap sebuah ucapan atau kejadian. Padahal yang namanya opini kan bukan fakta. Celakanya, opini lalu melahirkan opini. Masalah pun berkembang biak memunculkan masalah lain. Jadilah benang kusut. Ujungnya di mana sudah ga jelas lagi. Kalau saja sesuatu itu jelas dulu. Clear dulu. Begini loh maksudnya. Ga terlalu cepat ambil kesimpulan. Rasanya sebagian besar masalah bukan masalah lagi deh.
Kedua ego, kebanggaan diri, proudness atau apalah namanya. Saya koq sangat percaya kalau di gereja tuh orang punya niat baik, tulus dan rendah hati. Dalam arti betul-betul mau melayani Tuhan dengan memberi waktu, tenaga, pikiran, bahkan perasaannya tanpa pamrih, sebetulnya ga akan ada masalah di gereja. Tapi ya namanya juga manusia kan. Ada saja godaannya untuk egoistis dan egosentris. Dan lagi dipikir-pikir masalah ada baiknya juga sih. Jadi kan gereja tuh dinamis gitu :). Masalah juga baik supaya kita tetap eling lan waspada. Bahwa kita tuh belum sempurna. Belum apa-apa. Jadi jangan sombong. Asal jangan masalah yang dicari-cari saja sih.
Seharian ini hujan terus neh. Rapat selesai jam 8-an. Sama beberapa teman terus makan bubur Tion Shian di China Town, dekat People Park Complex. Enak tuh. Usus babinya dibikin garing kayak usus ayam. Pakai kodok kecap. Pakai ikan mentah. Tapi dimasukin bubur beberapa saat udah mateng tuh ikan. Hau ce-lah. Saya sedang mikir bikin buku panduan tentang makanan-makanan yang direkomendasi di Singapore :). Jadi orang kalau ke Singapore ga usah bingung cari makan. Habis di sini kan serba mahal. Sudah mahal makan ga enak kan rugi dua kali tuh.
No comments:
Post a Comment