Day - 213
Kamis, 31 Agustus 2006 -- Besok Teacher's Day. Hari libur nasional. Anak-anak merayakannya hari ini. Kebiasaan pada hari guru, anak-anak memberi hadiah kepada guru mereka. Hadiah sederhana. Macam gantungan kunci atau pulpen. Atau berupa kartu ucapan bikinan sendiri. Intinya mendorong anak-anak mengapresiasi guru. Good. Budaya yang sangat bagus. Di gereja baik juga ada kebiasaan serupa untuk para GSM.
Karen masuk sekolah pagi. Jadi pulang lebih pagi. Kezia sekolah biasa. Dewi pelawatan sama ibu-ibu Komisi wanita. Tadinya saya mau ke kantor siang. Setelah Dewi pulang. Tapi ada yang harus dikerjakan pagi ini. Buku renungan keluarga. Jadi berdua Karen saya ke gereja. Ketemu teman. Anaknya teman Kezia dan Karen di SM. Ia ngajak Karen main ke rumahnya. Karen mau. Ya, sudah. Sekalian titip. Pulang saya jemput atau ia anterin ke gereja. Rumah ia ga jauh dari gereja. Di sini banyak keluarga muda. Jadi biasa saling titip anak-anak gitu. Hehehe.
Seharian hujan nih. Saya pulang agak siang. Harus tunggu Kezia pulang sekolah. Waktu di bis ada “encek-encek” tanya-tanya pakai bahasa Mandarin. Saya ga ngerti. Encek itu lalu pakai bahasa Melayu patah-patah. Masih ga gitu jelas sih. Yang saya tangkap; encek itu tanya saya ini China, bukan? Kalau China mestinya bisa bahasa Mandarin :))). Saya cuma nyengir.
Jam 9 malam janjian ketemu beberapa teman pemuda di KFC West Mall. Di sini nyari waktu ketemu susah. Jadi kadang kalau emang penting ya ambil waktu malam. Kita bicarain pengembangan Warta Jemaat. Kita sepakat Warta Jemaat bisa ga cuma sebagai sarana informasi kegiatan gereja. Tapi juga bisa jadi sarana pembinaan. Tapi kalau mau total ubah kan susah. Jadi kita mau bikin semacam sisipan dalam Warta Jemaat. Isinya artikel atau renungan yang berguna buat Jemaat. Saya pergi berdua Kezia. Ia mau ikut karena katanya besok kan libur. Dan ia pengen jalan-jalan naik bis malam-malam. Dewi sama Karen di rumah. Karen agak ga enak badan.
1 comment:
Jawab aja: a suk wo pu tze tau guo yi. cepek hun Made in Indonesia.
Post a Comment