Selasa, 12 September 2006 -- Pagi seperti biasa ke kantor. Ga ada acara khusus sih. Dapat telepon dari salah seorang penatua sebuah gereja di Jakarta. Ia mau menjajaki kemungkinan mengajukan proposal bantuan untuk pengembangan sarana gerejanya ke GPBB. Mungkin di benak sebagian orang, karena gereja di Singapore GPBB tuh “kaya” :). Padahal saat ini, GPBB juga sedang cari dana buat pembangunan gedung. GPBB ga punya gedung sendiri. Dan nanti pun kalau ruang baru sudah jadi, dipakainya bersama-sama dengan konggregasi lain.
Saya jadi ingat sebuah gereja di pinggiran Yogyakarta. Di sebuah desa. Kecil. Jemaatnya banyak petani sederhana. Suatu kali mereka ada proyek bangun kantor gereja. Majelis Jemaatnya memutuskan swadaya dari jemaat. Ketika bencana gempa terjadi waktu lalu, gereja yang sederhana itu malah turut membagi sumbangan. Dulu waktu di GKI Kayu Putih, banyak surat yang minta sumbangan. Bahkan pernah ada sebuah jemaat sedang membangun gereja dengan budget sekian milyar minta sumbangan juga.
Menurut saya, baiknya sebuah gereja tuh membangun or membuat suatu proyek semampunya. Dengan terutama "memobilisir" peran serta jemaatnya. Akan baik sebagai pembelajaran bagi jemaat. Sesuatu yang didukung dan diupayakan bersama, hasil kerja keras bersama, akan lebih dihargai kan. Jemaat akan lebih merasa memiliki. Toh gereja ada untuk memberi, bukan untuk meminta. Bukan berarti kemudian sesama gereja ga saling menolong. Bukan. Tapi link bantuan antar gereja bisa lebih diarahkan pada kegiatan-kegiatan yang lebih "terasa" oleh jemaat dan masyarakat sekitarnya. Misalnya kegiatan anak asuh, jemaat binaan, dana pendidikan, atau proyek-proyek kemanusiaan lainnya. Saling memberi "kail", bukan "ikan". Dalam hal ini peran Sinode atau Klasis menjadi sangat penting untuk mengarahkan.
Siang janji mancing sama teman dari pengurus Keluarga Muda. Di Pasir Ris Park. Ini pertama kali mancing di Singapore. Kolam air laut. Jadi ikan laut gitu. Saya dapat ikan gede sekitar 3 kilo-an. Ini tangkapan terbesar selama "karier" pemancingan. Hehehe. Sayang saya ga ahli. Banyak lepas. Teman jago. Ia dapat banyak tuh. Paling kecil mungkin setengah kiloan. Ikan Toman, Seabass, dan Kakap. Yang menarik, teman bawa peralatan memancing "kecil dan unik". Misalnya, penjepit untuk nyuci ikan sekaligus timbang. Terus penjepit buat ngeluarin kail dari mulut ikan. Pendeknya kita bisa mancing, tanpa usah memegang ikan sedikit pun :). Juga tempat untuk menyimpan udang or ikan kecil hidup buat umpan. Lengkap dengan selang oksigen. Manusia tuh emang kreatif. Saya ga habis pikir, bagaimana orang bisa kepikir bikin yang begitu-begitu. Pulang mampir di West Mall. Ketemu Dewi dan anak-anak. Makan. Terus langsung ke gereja. Ada rapat.
Saya jadi ingat sebuah gereja di pinggiran Yogyakarta. Di sebuah desa. Kecil. Jemaatnya banyak petani sederhana. Suatu kali mereka ada proyek bangun kantor gereja. Majelis Jemaatnya memutuskan swadaya dari jemaat. Ketika bencana gempa terjadi waktu lalu, gereja yang sederhana itu malah turut membagi sumbangan. Dulu waktu di GKI Kayu Putih, banyak surat yang minta sumbangan. Bahkan pernah ada sebuah jemaat sedang membangun gereja dengan budget sekian milyar minta sumbangan juga.
Menurut saya, baiknya sebuah gereja tuh membangun or membuat suatu proyek semampunya. Dengan terutama "memobilisir" peran serta jemaatnya. Akan baik sebagai pembelajaran bagi jemaat. Sesuatu yang didukung dan diupayakan bersama, hasil kerja keras bersama, akan lebih dihargai kan. Jemaat akan lebih merasa memiliki. Toh gereja ada untuk memberi, bukan untuk meminta. Bukan berarti kemudian sesama gereja ga saling menolong. Bukan. Tapi link bantuan antar gereja bisa lebih diarahkan pada kegiatan-kegiatan yang lebih "terasa" oleh jemaat dan masyarakat sekitarnya. Misalnya kegiatan anak asuh, jemaat binaan, dana pendidikan, atau proyek-proyek kemanusiaan lainnya. Saling memberi "kail", bukan "ikan". Dalam hal ini peran Sinode atau Klasis menjadi sangat penting untuk mengarahkan.
Siang janji mancing sama teman dari pengurus Keluarga Muda. Di Pasir Ris Park. Ini pertama kali mancing di Singapore. Kolam air laut. Jadi ikan laut gitu. Saya dapat ikan gede sekitar 3 kilo-an. Ini tangkapan terbesar selama "karier" pemancingan. Hehehe. Sayang saya ga ahli. Banyak lepas. Teman jago. Ia dapat banyak tuh. Paling kecil mungkin setengah kiloan. Ikan Toman, Seabass, dan Kakap. Yang menarik, teman bawa peralatan memancing "kecil dan unik". Misalnya, penjepit untuk nyuci ikan sekaligus timbang. Terus penjepit buat ngeluarin kail dari mulut ikan. Pendeknya kita bisa mancing, tanpa usah memegang ikan sedikit pun :). Juga tempat untuk menyimpan udang or ikan kecil hidup buat umpan. Lengkap dengan selang oksigen. Manusia tuh emang kreatif. Saya ga habis pikir, bagaimana orang bisa kepikir bikin yang begitu-begitu. Pulang mampir di West Mall. Ketemu Dewi dan anak-anak. Makan. Terus langsung ke gereja. Ada rapat.
No comments:
Post a Comment