Sunday, September 24, 2006

Sunny Sunday - 02


Indonesia plus
Para Pembela Negara


Ini bukan ungkapan kiasan. Ini cerita tentang profesi Pembela. Mita Conference Hall, Tokyo Jepang menjadi saksinya. Melissa Butar-butar, Fitria Chairani, Novriadi Erman, dan Harjo Winoto sedang mempertahankan pendapat hukumnya terhadap sebuah negara yang baru saja memisahkan diri dengan induknya. Mereka adalah pengacara pihak tergugat. Setelah perdebatan panjang dengan penggugat juga dewan juri, secara meyakinkan, mereka memenangkan kasus itu. Dan membawa pulang Foreign Minister's Award. Itu hadiah tertinggi dalam perhelatan bertajuk "Kompetisi Pengadilan Semu Hukum Internasional Asia Cup 2006". Keempat nama di atas bukan para pengacara ternama. Mereka adalah para mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Indonesia yang baru duduk di tingkat 2 dan 3. Dalam debat berbahasa Inggris ini, mereka mengalahkan peserta dari Universitas Hongkong, Universitas Kyoto, Universitas Osaka, Universitas Malaya, Universitas Ateneo de Manila, Universitas Nasional Singapura, dan Universitas Chulalongkorn dari Thailand. (Taken from Tempo Magazine)

Ayah's plus point:
Para pelajar dan mahasiswa Indonesia banyak mencatat hasil membanggakan di pentas internasional. Mengharumkan nama bangsa. Di tengah berbagai gejolak dan situasi ekonomi dan politik yang belum mulus, mereka sanggup membawa angin sejuk. Mereka membuktikan di tengah situasi tidak menguntungkan sekalipun, bukan menjadi alasan untuk tidak berprestasi maksimal. Mereka memang pembela Indonesia yang sesungguhnya. Bravo.

1 comment:

Davis Yohanes Arifin said...

Di tengah keterpurukan Indonesia di mata dunia (mungkin hampir di semua bidang), selalu ada embun yang menyejukkan hati kita yang umumnya pesimis terhadap bangsa Indonesia. Kadang bagi kita yang berdomisili di luar negeri, tak dapat disangkal, kepedulian kita akan Indonesia semakin menyurut. Namun, alangkah indahnya kalau kita selalu ingat akan "akar" kita, bumi pertiwi. Berdoa dan berprestasi merupakan cara-cara yang "simple". Berprestasi, bukan atas dasar individualisme, melainkan cinta akan bangsa atas dasar mengasihi Tuhan dan sesama. Di sini, kita dapat meneteskan embun-embun yang membangun optmisme. Kadang saya pernah bermimpi lagu Indonesia Raya berkumandang di pentas Piala Dunia atau petenis Indonesia memenangkan Wimbledon. :) Bravo, Indonesia!