Monday, April 17, 2006

Catatan Harian - 350b

Ke Bogor ditemani Dewi. Ia yang nyetir. Saya masih ngantuk. Tadi istirahat cuma sempet "meluruskan badan". Ga bisa tidur. Ini salah satu “enaknya” punya istri hehehe j/k. Tiba di GKI Pengadilan hampir jam 17.00.

Kebaktian Paskah sore ada dramanya. Pengantar khotbah. Dramanya oke. Ceritanya sederhana. Ga njelimet. Pesannya jelas. Dan dalam. Tentang keluarga yang punya anak cacat mental. Sang bapak terus menyesali. Ia malu. Sedang sang ibu sabar dan tetap bisa gembira. “Kalo Tuhan memilih kita menjadi orang tua dari anak yang cacat, mestinya kita bersyukur. Tandanya kita punya kelebihan,” kata sang ibu. Dipikir dan dirasa benar juga.

Selesai kebaktian hujan deras. Hujan di Bogor mah biasa. Teu aneh. Saya diajak Marno dan beberapa pengurus berdiskusi soal pengembangan Pos Jemaat Taman Yasmin. Sambil makan di Cafe Gumati. Marno, teman saya. Ia dulu guru Sekolah Minggu di GKI Kayu Putih. Sekarang aktif di GKI Bogor. Ketua Komisi Anak. Ia yang ngajar saya nyetir mobil. Beberapa waktu yang lalu Marno bercerita tentang pergumulan Pos Jemaat Taman Yasmin. Ia dan beberapa pengurus lalu ngajak saya berdiskusi. Saya sangat senang punya kesempatan “share mimpi” tentang gereja. Akhirnya ada juga orang-orang yang mau dengerin mimpi saya :).

Mimpi saya tentang gereja sederhana. “Kedalam” gereja itu punya makna bagi warga jemaatnya. Mereka merasa enjoy beribadah; bukan semacam rutinitas tanpa arti. Enjoy beraktivitas; berelasi positif satu sama lain. Gereja betul-betul dapat menjadi “rumah kedua”. Dirindukan. “Keluar” gereja itu menjadi gereja yang memberi. Sehingga masyarakat di sekitar merasakan kehadirannya. Sesederhana itu. Walau penjelasannya bisa panjang bin lebar.

10 comments:

Anonymous said...

Saya punya mimpi yang sama dg pak ayub.Sebetulnya pasti mula2 para pendiri gereja punya motivasi yang tulus. Menarik jiwa2 utk datang pada Yesus. pasti mereka mencucurkan air mata, berkeringat, berkorban perasaan dan materi. Tapi lama kelamaan.. Ketika semua sudah berjalan, jemaat mulai bertambah, gereja mulai besar dan materi mulai menggoda.. Motivasi bergeser.. Mereka sudah lupa akan kasih mula2. Bukannya mereka ga ngerti tentang visi gereja, tapi pandangan mereka mulai kabur..
(sorry, ini pendapat saya pribadi lho, bukannya menggenaralisasikan)

Anonymous said...

bagus juga si punya mimpi terhadap gereja. minimal mimpi itu membakar semangat kita bergereja. tapi ga baik juga kalo "ngimpi" nya itu berlebihan. soalnya menurut pandangan gw ngimpi itu produk dari mau mau nya kita sendiri. hasrat sendiri. obsesi pribadi. kepuasan rohani pribadi.

STOP EGOISM!! AT LEAST REDUCE IT!!

salam,

pram

Anonymous said...

Selama produk kita itu murni dan tulus, obsesi dg hati bersih ga apa2 dong mas. Yang perlu dikuatirkan bukan mimpinya lho tapi justru pasca mimpi jika semua mimpi2 itu terwujud. Masih murni ga obsesi kita?

KEEP ON DREAMING !

Anonymous said...

mimpi belum tentu utk kita pribadi, bisa aja motivasinya untuk hal yg berbeda. Ada beberapa teman yg punya mimpi yg ok, dan saya tau itu tulus, karena mereka bener2 bekerja keras untuk mencapai mimpi tersebut.

ayub yahya said...

setuju micky dan pak hedge, bermimpi itu perlu. orang yang berhenti bermimpi, berhenti "hidup". sama dengan orang yang pergi tanpa tujuan. pula, apa salahnya kan, mimpi gereja kita menjadi gereja yang menjadi berkat ke dalam dan keluar?

Anonymous said...

Nah sekarang ujian nya gini. Kalo mimpi - mimpi pribadi itu ga terwujud di gereja. Apa sikap kita terhadap gereja itu?

Banyak kan cerita2 ribut2 gereja. Ada yang pecah. Ada yang gereja di dalam gereja. Ada gereja kubu ini dan kubu itu. Akhirnya gereja jadi berantakan.

Penurut pandangan gw itu semua biang keroknya adalah mimpi. Tentu saja mimpi yang lahir dari rahim obsesi pribadi.

salam,

pram

Anonymous said...

semua mimpi pasti datengnya dari kita ( ya jelas donk,orang kita manusianya ), tapi inspirasi mimpi itu bisa dari luar dan itu bisa positif.

misalnya mimpi tentang gereja yg lebih kuat di pekabaran Injil, ya datangnya dari inspirasi di Matius 28 mengenai perintah untuk mengabarkan Injil

ayub yahya said...

menurut saya kita harus bedakan mimpi (visi) dan obsesi. Obsesi biasanya berawal dari kemauan diri sendiri. visi biasanya berangkat dari harapan luhur demi orang banyak :)))
cerita gereja yang pecah dari pram, saya kira bukan karena mimpi tapi "ego"

ayub yahya said...

menurut saya kita harus bedakan mimpi (visi) dan obsesi. Obsesi biasanya berawal dari kemauan diri sendiri. visi biasanya berangkat dari harapan luhur demi orang banyak :)))
cerita gereja yang pecah dari pram, saya kira bukan karena mimpi tapi "ego"

Anonymous said...

setuduu...!! mimpi itu harus tetap ada selama kita hidup.. dan biasanya mimpi kita sering dirusak oleh ego kita..

tapi kalo saya setiap malam mimpi.. ada yang salah gak ya?