Sunday, April 09, 2006

Catatan Harian - 357a

Kemarin Sabtu ke Bandung. Pembinaan pengurus wilayah Kelapa Gading Utara. Saya pulang hari, karena hari ini harus melayani kebaktian pagi tiga kali. Bawa mobil sendiri. Tapi berangkatnya salah seorang ibu anggota pengurus ikut saya.

Jadi ia yang nyetir. Di jalan, sempet ngobrol banyak dengannya. Ia wanita tangguh. Senang banget nyetir mobil. Pernah mau jadi pembalap. Menurut ceritanya ia pernah amat sangat jaya. Sebelum kemudian jatuh. Benar-benar jatuh. Tapi justru kejatuhannya itulah yang membawanya kepada Tuhan. Karena itu ia ga menyesali kejatuhannya. Sekarang ia aktif dalam pelayanan gereja. Tuhan selalu punya cara untuk membawa “dombanya” pulang. Masalahnya, sang domba mau membuka hati atau mengeraskan hati?!

Acara di Bandung di Villa di Jalan Sersan Bajuri. Setelah makan malam, sekitar jam 19.30 saya pulang bersama Dewi, Kezia dan Karen. Saya nyetir sendiri. Kalau capek paling nanti gantian dengan Dewi. Di Bandung: Sabtu malam dikali long weekend ditambah hujan gerimis sama dengan macet-cet-cet. Dari Sersan Bajuri ke pintu tol Pasteur hampir sejam. Untung di tol Cipularang sampai Pulomas lancar. Jam 22.30 an sudah sampai rumah.

Mbak di rumah lagi pulang kampung. Jadi pulang ke rumah, ya harus beres-beres dulu. Selesai. Terus nyiapin khotbah. Tapi temanya aneh, nih. Ga jelas. Bacaan Alkitabnya juga nggak nyambung sama temanya. Yang kayak-kayak gini yang bikin repot. Tema dan bacaan Alkitab yang sudah ditentukan tuh emang bisa mempermudah nyusun kotbah, tapi bisa juga mempersulit. Duh. Kacau bener. Sampai jam 1 dini hari belum ketemu ide mau khotbah apa. Bayangkan! Lewat deh American Idol di televisi. Begitu juga Liga Inggris. Hiks! — “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal diri dan memikul salib!” Iye, iye deh, Tuhan, iye.

10 comments:

Anonymous said...

Wah pak ayub juga masih suka bingung kalo nyusun kotbah? Masih sering demam panggung juga ga pak? Bagi ilmunya dong, cara mengatasi berdiri depan orang banyak..:)

Anonymous said...

'mangnya cara bawa domba balik tu dalam bentuk aktif pelayanan di gereja ya? kalo gicu saya belum masuk kategori domba pulang donk. Masa sih?

Anonymous said...

yang tentuin tema dan bacaan bukannya biasanya ya pendeta? *bingung* :))

Anonymous said...

nanggapin kwek2, kayanya ga harus aktif banget deh.,. yang penting hati tetep ke Tuhan dimanapun kita berada, baik di rumah paman donal, di rumah paman gober, nenek bahkan di rumah pokijan.. biar terang Tuhan terpancar dr kita.. gicu lho

ayub yahya said...

anonymous: iya. kadang saya masih suka bingung nyusun khotbah. kalau tema gak jelas, tujuan apa. lebih2 kalau bacaan alkitab suda ditentukan. kadang gak nyambung gitu. khotbah sampai sekarang saya asih suka nervous. setiap mo khotbah mesti beberapa kali ke belakang hehehe. padahal kalo dihitung2 lebih dari 1000x saya khotbah.

kwek2: saya setuju micky. domba yang pulang gak lantas mesti aktif dalam pelayanan di gereja. apalagi pelayanan bisa dimana saja. tapi mesti ke gereja dong. kan jangan menghindari pertemuan2 ibadah.

speakout: kalau di gereja saya tema sudah ditentukan. kalau minggu2 biasa teman yang ditentukan bidang pembinaan setempat. tapi kalau hari2 khusus kayak adven, pra paskah, tema dari sinode. sudah ada rancangannya. tapi saya biasa gak pake rancangan itu. habis suka gak nyambung gitu. saya tuh gak setuju kalau tema gereja2 diseragamkan. kan kebutuhan jemaat laen.

Anonymous said...

Pak, maafkan saya, ini sekadar pendapat pribadi. Kadang-kadang, balik ke gereja, domba ketemu domba 'berantem' nya lebih parah. Kalau ketemu 'serigala' kita tau itu musuh. Jadi bisa 'mengindar' duluan. Tapi kalau sama-sama domba, kita pikir temen eeee nggak taunya 'serigala berbulu domba' atau domba berhati serigala. Cilaka.

Anonymous said...

Nah, gua setuju sama si Mr/Ms Anonymous. Gimana pak?

Micky, thanks pencerahannya. Tapi, idealis banget deh... he5x. Pengennya gicu, capi cimana cong kriteria "ga aktif banget" itu. Apa "tiap minggu ke gereja tanpa ikut kegiatan lain" atau gimana? Kan ga jelas..

Anonymous said...

sy ada 2 pendapat :1."besi menajamkan besi, manusia menajamkan sesama". sy pernah juga punya pengalaman gitu, tapi sy coba pandang dari sisi lain, gini, ga selamanya orang kristen/domba itu PASTI hidup bersih, suci dan ga mungkin punya salah. "Keristen juga manusia punya rasa punya hati ..." mereka masih mungkin berbuat dosa, kan proses menuju sempurna.jadi kalo ada case gt di gereja yah maklum dan belajar memahami org lain. (ini menurut pendpt saya lho). 2. ingat ga perumpamaan gandum dan ilalang? yah emang pasti ada di gereja kristen ilalang dan cuek aja nanti waktu akan buktiin kok.
untuk kwek : saya setuju dg pak ayub, jangan tinggalkan ibadah. kadang org ngukur iman org kristen lwt seberapa aktif/banyak dia nigkut kegiatan di grj. itu saya kurang setuju. jadi kwek, ga salah juga kalo kamu bisa ikut pelayanan.

Anonymous said...

Ini blog yang paling enak dibaca komennya. Ga garing. Diskusinya seru dan asyik. Salut salut salut. Pak Micky pendeta juga kayaknya ya? Baru tau gereja juga bisa kayak gitu :((( Lalu kalo gereja sama saja dengan tempat lain, buat apa dong?

ayub yahya said...

saya kutip dua pendapat tentang gereja:
1. seorang anggota jemaat diminta jadi pnt. ia menolak. alasannya sangat membuat terpana. "pak, saya tuh tidak mau sampai seperti yusuf dan maria, yang justru kehilangan yesus di gereja." (gereja=bait allah).
2. seorang anggota jemaat lagi bilang, gereja itu seperti restoran. jangan masuk ke dapurnya. bisa kelihatan tuh joroknya. hehehehe
sori5 saya bukan bermaksud mendemotivasi anda2 aktif di gereja. nggak. tapi saya rasa kita perlu ingat bahwa gak selalu di gereja itu ada hamparan karpet merah. gak semua orang gereja itu malaikat.
tapi ya, itulah dunia kan.
yang penting kita melayani bukan orangnnya, jadi tuhannya. kalau kita melihat orangnnya dalam melayani, kita bisa kecewa deh.
saya senang sekali dengan jawaban micky. thx yeee