Friday, April 07, 2006

Catatan Harian - 359

Semalam saya pimpin persekutuan wilayah. Di jalan mama dari Bandung telepon ke hand phone, tanya saya sudah sampai Jakarta belum? Keduluan deh. Saya sudah rencana telepon mama sepulang persekutuan wilayah. Begitulah mama.

Mama saya tuh bukan tipikal ibu yang “bijaksana”. Sering suka mau-maunya sendiri. Mudah tersinggung. Kadang ucapannya gak bisa di pegang; hari ini bicara A, besok lusa bicara B. Ia juga bukan tipikal wanita “pintar”. Ga pernah sekolah. Ga bisa baca tulis. Sejak balita mama dititipkan orang tuanya ke orang lain. Ia tidak pernah tahu siapa orang tuanya.

Tapi mama sangat care. Ia hafal ultah semua anak (8 orang) dan cucunya (20 orang). Ia pun seolah punya “feeling” lebih, tahu saja kalau anak ato cucunya sedang punya masalah. Demi anak dan cucunya mama selalu rela berkorban. Pernah, ia kan paling takut naik sepeda motor. Seumur-umur ia belum pernah naik sepeda motor. Tapi suatu kali kakak saya yang waktu itu rumahnya di pelosok Tangerang sedang ada masalah. Malam-malam mama nekad datang dari Bandung naik bis. Terus naik ojek.

Itulah mama saya dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Ia punya cara sendiri menyatakan rasa sayangnya, yang kadang kurang saya hargai. Utang saya kepadanya ga akan pernah bisa terbalas.

9 comments:

Anonymous said...

Aduh, terima kasih pak ayub. Tiba-tiba jadi kangen si emak baca tulisan pak ayub. Saya langsung nelpon mama saya. Udah lama juga lhoo ga nelpon mama:(( Mom is the best.

Anonymous said...

mama itu lebih care lho dibanding papa.. kenapa yang lebih ngetop "Hati Bapa" yah bukannya "Hati Mama" ?

Anonymous said...

Gue jadi bangga, nih jadi wanita. Bener, mom is the best.

Anonymous said...

satu kali koor di sebuah gereja nyanyi lagu "di doa ibuku, ada namaku disebut". lagu itu biasa, bukan lagu asing. tapi saya sedih mendengarnya. saya sempet punya masalah besar sama mama. saya merasa tertolak padahal dia tidak menolak. cuma kita (mama dan saya) aja yang kurang saling pengertian.

andaikan satu kali saya nyelonong masuk kamar mama. lalu mendapati mama lagi doain saya. katanya, " Tuhan, sekalipun anak saya sudah besar, sertai dia..."

mau dibalas dengan apa kasih sayang nya itu?

salam,

pram

ayub yahya said...

saya pernah baca cerita, seorang ibu yang kemudian nyesel telah melahirkan anak-anaknya. karena setalh besar2 anak-anaknya itu cuek n gak berbakti. semoga ibu dan ayah saya tidak menyesal telah memlahirkand an membesarkan saya.

Anonymous said...

saya rasa ibu dan ayah pak ayub menyesal... yah menyesal kenapa cuma satu yang kaya gini.. coba ada 3 atau 5 pasti jadi seneng.. ya ga pak?

Anonymous said...

bahagia deh rasanya melihat para pria jadi melankolis gini ngomongin ibu:)) Please, jangan cuma di blog.. katakan langsung padanya, dong. Ayo Mas Pram.

Pak ayub, ada ya ibu yang nyesel gitu? Katanya kasih ibu terhadap anaknya tuh sedalam lautan. Seorang ibu akan selalu menyanyangi anaknya.Tapi, mungkin juga, "ibu juga manusia, punya rasa punya hati, jangan samakan dengan pisau belati" hehehe.

Anonymous said...

hmm mama emang kadang nyebelin
tapi saya juga terharu ketika denger lagu yg ada kata2 "kata mereka diriku selalu dimanja ..." saya lupa judulnya apa , dinyayiin pas wisudaan.( kalo ga salah judulnya bunda )

ya kasih ibu emang ga bakal kebayar sampe kapanpunjuga.....

ayub yahya said...

betul, jangan cuma di blog. yuk, kita janjian, besok kita sama-sama kunjungi or minimal telepon ibu dan (ayah juga dong). cuma untuk bilang, "thx ya, ma. saya seang jadi anak mama. semoga mama senang jadi mama saya."