Tuesday, April 11, 2006

Catatan Harian - 355

Tadi pagi ada janji konseling di gereja. Seorang Ibu. Mungkin sudah empat atau lima kali ibu itu konseling dengan saya. Pernah juga saya temani ia ketemu psikolog di gereja.

Terus terang saya sudah kehabisan kata-kata nasehat. Habis persoalannya dari dulu itu-itu saja. Lebih dari setahun ga beres-beres. Menurut saya, kuncinya di ia juga koq. Masalahnya ia ga berani ambil keputusan. Jadi saya cuma mendengarkan ia. Terus saya ajak berdoa. Mudah-mudahan sedikit melegakannya. Kadang orang tu ga butuh nasehat koq, ia cuma pengen didengarkan.

Sore saya pimpin PA di GKI Bekasi Timur. Hujan. Mobil dipake anter anak-anak les. Jadi saya naik taksi. Nyari taxi susah. Hampir 10 menit saya berdiri di pinggir jalan. Mana jalan macet pula. Terlambat deh nyampe GKI Bektim. PA berseri seputar kata-kata Tuhan Yesus yang sulit. Saya diminta pimpin sebulan penuh, tapi saya bisanya cuma dua kali. Selasa ini dan selasa depan.

GKI Bektim tuh boleh dibilang ‘cinta pertama’ saya. Sebelum di Kayu Putih, saya sempat melayani di sana hampir lima tahun. Dulu saya punya pandangan sangat positif tentang orang gereja. Saya diangkat dari ‘dunia suram’ oleh orang gereja. Di GKI Bektim saya seolah terbangun dari tidur, bahwa ga semua yang namanya orang gereja tu 'baik'. Di antara ribuan domba, ternyata ada juga 2-3 serigala berbulu domba dan 3-4 serigala jadi-jadian :).

5 comments:

Anonymous said...

hahahaha
itulah tugas pendeta, atau tepatnya pelayan Tuhan. ya kalo dari saya sih, jangan sampe karena kita malah org tsb ga bisa berdiri, karena terlalu kita manjain. sekali2 perlu ketegasan dari kita bahwa masalah tsb harus dia hadapi bukan mengeluh terus ke kita

saya cukup sadis kalau menghadapi org yg curhat ga selesai2, dan sering saya bilang ke org " saya ga mau liat kamu dateng ke saya dng masalah yg sama krn tadi saya udah coba kasih solusi2nya "

mengenai serigala ya, banyak lah pak, di setiap pelayanan ada. pas saya masih di kampus aja ada, sampe tu serigala mau menghambat pertumbuhan anak2 binaan saya. buset deh padahal sama2 pelayan Tuhan.

Anonymous said...

Katanya first love never die, pak. Berlaku juga nggak dalam hal ini? Sudah disakiti toh tetap saja tak bisa lepas:) Serigala di gereja ternyata galak-galak ya.Kalo serigalanya itu cuma duduk doang sih nggak apa-apa. Yang berabe, serigala di gereja, biasanya jadi turut menetukan keputusan. Itu di gereja saya, ya... nggak tau di tempat bapak :))

Anonymous said...

biasanya orang curhat itu ga perlu nasehat org lain. mereka cuma perlu didengarkan dan "dibenarkan". Kalo mereka kita nasehat yang ga "benar" /sesuai dengan opini mereka, mereka pasti terus2an curhat. Kalo ketemu pdt yang sesuai dengan opini mereka, mereka bilang "pdt itu bagus, bijaksana". Kalo ga sesuai mereka bilang "pdt itu kurang berhikmat, tidak ada kasih dsb" he4x Jadi, yah banyak diam, sedikit ngomong.

Anonymous said...

memang pekerjaan mendengarkan itu tidak mudah. Tapi saya setuju, orang yang lagi punya masalah lebih butuh "telinga" daripada "mulut". Karena dengan menceritakan, sebagian masalah terasa sudah selesai.

ayub yahya said...

saya perlu pada pak hedge nih, pak. gimana ya supaya bisa tegas, tanpa menyinggung.
micky betul, kadang hamba tuhan jadi serba salah juga. nanti kalau banyak diam sedikit ngomong disalahkan juga, gak punya wawasan. jadi bagaimana? dengerin nasehat thio sam hong pada tio bu ki, "tutup telingamu, dengarkan hatimu." ehhehe
siau benar. yang susah kalau sudah begitu. tapi kenapa justru srigala yang jadi pengambil keputusan, jangan2 karena domba yang mampu pada gak mau ambil tanggung jawab hehehe