Minggu, 8 Oktober 2006 -- Pagi ke gereja. Ga ada tugas khusus. Ikut nyambut jemaat. Konon saya di sini sekarang sudah lebih "enak". Dulu katanya, para "pendahulu" saya setiap minggu mesti pula ikut nyiapin warta jemaat dan buku nyanyian. Semoga saya dapat memberi sumbangsih positif buat "penerus" saya kelak. Sehingga mereka pun bisa mendengar ungkapan ini, "Sekarang sih sudah lebih enak-lah!" Walau saya sadar betul, setiap konteks, setiap zaman, pasti punya "tantangannya" sendiri. Dan setiap orang punya "keunikan" sendiri.
Setelah kebaktian, ikut persekutuan doa pelaut. Kita sharing. Seperti dengan teman-teman Maria Martha, saya juga bersimpati dengan teman-teman pelaut. Sangat ga gampang loh "perjuangan" mereka "menopang hidup". Di dalam komunitas-komunitas seperti itu ga jarang saya menemukan "pahlawan kehidupan yang sebenarnya".
Terus rapat dengan Komisi Keluarga Muda. Di sini tuh waktu dan tempat menjadi salah satu kendala. Jadi biasa deh "kejar-kejaran" :). Terus ke GPO. Nebeng teman. Pimpin kebaktian remaja. Yang bagus, setelah kebaktian para petugas kebaktian hari itu saling mengevaluasi. Pendetanya juga diberi masukan. Good. Sangat jarang gereja melakukan hal ini. Seingat saya cuma GKI Serpong. Padahal "tradisi" yang bagus tuh.
Di GPO ketemu beberapa teman dari Jakarta. Singapore tuh emang "deket" sih :). Tapi ga bisa lama-lama. Harus ikut Family Fellowship di Clementi. Naik taxi. Sempet ngobrol dengan sopir taxi. Ia bilang, sehari kerja 16 jam dan ga ada liburnya. Waktu saya tanya apa ia ga butuh waktu libur atau bersantai dengan keluarga? Ia cuma angkat bahu dan "mencibir", seolah mau bilang: "Habis gimana lagi?!" Saya suka heran melihat orang yang seolah menjadi "robot" dari sebuah mesin yang bernama kehidupan. Poorest.
Setelah kebaktian, ikut persekutuan doa pelaut. Kita sharing. Seperti dengan teman-teman Maria Martha, saya juga bersimpati dengan teman-teman pelaut. Sangat ga gampang loh "perjuangan" mereka "menopang hidup". Di dalam komunitas-komunitas seperti itu ga jarang saya menemukan "pahlawan kehidupan yang sebenarnya".
Terus rapat dengan Komisi Keluarga Muda. Di sini tuh waktu dan tempat menjadi salah satu kendala. Jadi biasa deh "kejar-kejaran" :). Terus ke GPO. Nebeng teman. Pimpin kebaktian remaja. Yang bagus, setelah kebaktian para petugas kebaktian hari itu saling mengevaluasi. Pendetanya juga diberi masukan. Good. Sangat jarang gereja melakukan hal ini. Seingat saya cuma GKI Serpong. Padahal "tradisi" yang bagus tuh.
Di GPO ketemu beberapa teman dari Jakarta. Singapore tuh emang "deket" sih :). Tapi ga bisa lama-lama. Harus ikut Family Fellowship di Clementi. Naik taxi. Sempet ngobrol dengan sopir taxi. Ia bilang, sehari kerja 16 jam dan ga ada liburnya. Waktu saya tanya apa ia ga butuh waktu libur atau bersantai dengan keluarga? Ia cuma angkat bahu dan "mencibir", seolah mau bilang: "Habis gimana lagi?!" Saya suka heran melihat orang yang seolah menjadi "robot" dari sebuah mesin yang bernama kehidupan. Poorest.
No comments:
Post a Comment