Jumat, 20 Oktober 2006 -- Dari sebuah milis saya membaca penawaran semacam bisnis jaringan. Katanya, dengan menabung belasan juta rupiah dalam waktu 10 bulan bisa mendapatkan milyaran rupiah. Wah. Wah. Buat saya, dalam bisnis beginian wajar saja orang ngobral "mimpi". Walau biasanya, semakin besar janjinya semakin kosong pula buktinya.
Yang jadi masalah, dalam penawaran itu dipakai "jargon-jargon" Kristen; bahwa orang-orang yang mencetuskan bisnis ini adalah orang-orang yang takut akan Tuhan, bahwa kalau sudah dapatin uangnya jangan lupa persembahan persepuluhan. Lengkap dengan ungkapan-ungkapan kayak "terpujilah Tuhan" dan "salam dalam kasih Kristus". Menurut saya, yang kayak-kayak begini ini malah bisa jadi batu sandungan. Bisa "menciderai" kekristenan itu sendiri.
Dulu saya pernah kenal orang yang kata-katanya rohani sekali. Tapi sikap sehari-harinya ga beda dengan orang lain. Malah dalam bisnis, ternyata ia nipu juga. Efeknya orang-orang jadi sinis, "Kristen koq kayak begitu." Menurut saya kesalehan rohani tuh ga usahlah diobral dengan kata-kata. Apalagi dijadikan sebagai bagian dari bisnis. Lakukan saja dalam sikap hidup sehari-hari. Orang akan jauh lebih respek. Semoga saya ga "jatuh" pada "lobang" yang sama.
Siang makan bareng teman-teman pendeta dan preacher English Conggreation. Terus saya pulang. Ga ada acara khusus di gereja. Selain juga Dewi mau ikutan persekutuan KW. Saya harus tunggu Kezia dan Karen sekolah. Malam ada acara Family Fellowship wilayah Hillview di rumah. Yang datang 6 keluarga. Ada beberapa keluarga yang ga bisa hadir. Seperti di wilayah lain, ini baru introduction.
Yang jadi masalah, dalam penawaran itu dipakai "jargon-jargon" Kristen; bahwa orang-orang yang mencetuskan bisnis ini adalah orang-orang yang takut akan Tuhan, bahwa kalau sudah dapatin uangnya jangan lupa persembahan persepuluhan. Lengkap dengan ungkapan-ungkapan kayak "terpujilah Tuhan" dan "salam dalam kasih Kristus". Menurut saya, yang kayak-kayak begini ini malah bisa jadi batu sandungan. Bisa "menciderai" kekristenan itu sendiri.
Dulu saya pernah kenal orang yang kata-katanya rohani sekali. Tapi sikap sehari-harinya ga beda dengan orang lain. Malah dalam bisnis, ternyata ia nipu juga. Efeknya orang-orang jadi sinis, "Kristen koq kayak begitu." Menurut saya kesalehan rohani tuh ga usahlah diobral dengan kata-kata. Apalagi dijadikan sebagai bagian dari bisnis. Lakukan saja dalam sikap hidup sehari-hari. Orang akan jauh lebih respek. Semoga saya ga "jatuh" pada "lobang" yang sama.
Siang makan bareng teman-teman pendeta dan preacher English Conggreation. Terus saya pulang. Ga ada acara khusus di gereja. Selain juga Dewi mau ikutan persekutuan KW. Saya harus tunggu Kezia dan Karen sekolah. Malam ada acara Family Fellowship wilayah Hillview di rumah. Yang datang 6 keluarga. Ada beberapa keluarga yang ga bisa hadir. Seperti di wilayah lain, ini baru introduction.
No comments:
Post a Comment