Selasa, 24 Oktober 2006 -- Hari Idul Fitri. Libur. Di gereja ga ada kegiatan. Kantor gereja juga tutup. Seharian, dari pagi sampai malam, temenin keluarga ke Sentosa Island. Sentosa Island lebaran begini ya ampun penuhnya luar biasa deh. Kita cuma bisa ke lima tempat. Setiap tempat ga lebih 30 menit. Yang lama antrinya sampai puluhan meter; bukan hanya antri naik bis dari satu tempat ke tempat lain, tapi juga antri masuk ke tempat "main-nya".
Saya tuh benar-benar ga habis pikir, apa enaknya "umpel-umpelan" begitu. Sebagus apa pun sebuah tempat, tapi kalau "crowded" gitu, kan ga "nikmat" rasanya. Jujur kalau bukan karena nganterin keluarga, saya sih dibayarin pun ga mau. Hehehe. Tapi ada juga sih hiburannya ngelihat anak-anak senang. Selama di sini saya belum pernah ke Sentosa Island sengaja buat main gitu. Dua bulan lalu pernah ke sini antar teman juga. Waktu itu ga seberapa penuh seperti sekarang.
Pengunjung rasanya kebanyakan turis asing deh. Kalau denger orang di kanan-kiri ngomong sih kebanyakan ya orang Indonesia:). Di Indonesia katanya sedang libur panjang sampai seminggu lebih. Di sini libur hanya hari ini saja. Satu hari. Singapore memang "jago" narik turis asing. Terutama asal Indonesia. Padahal kalau dipikir dari sisi sumber daya alam, jauhlah dengan yang dimiliki Indonesia. Tempat wisata alamnya jumlahnya jauh lebih terbatas.
Pulang setelah nonton "dirre mountain". Mau naik bis antrinya panjang banget. Hampir setengah jam antri belum juga bisa naik. Jadi terpaksa mau naik taxi. Habis sudah pada kecapekan. Anak-anak sudah rewel. Kasihan Mama Papa juga. Tapi naik taxi pun ternyata ga gampang. Ada beberapa taxi, termasuk taxi mini-van yang ngetem. Tapi ga mau ke daerah Hillview. Katanya kejauhan. Kita sampai tawar-menawar. Akhirnya mau juga dua taxi angkut, tapi dengan harga diatas normal. Rupanya dimana-mana sama juga, ga di Indonesia ga di Singapore, ada saja orang yang suka memanfaatkan kesempatan dalam “kesempitan” orang lain.
Saya tuh benar-benar ga habis pikir, apa enaknya "umpel-umpelan" begitu. Sebagus apa pun sebuah tempat, tapi kalau "crowded" gitu, kan ga "nikmat" rasanya. Jujur kalau bukan karena nganterin keluarga, saya sih dibayarin pun ga mau. Hehehe. Tapi ada juga sih hiburannya ngelihat anak-anak senang. Selama di sini saya belum pernah ke Sentosa Island sengaja buat main gitu. Dua bulan lalu pernah ke sini antar teman juga. Waktu itu ga seberapa penuh seperti sekarang.
Pengunjung rasanya kebanyakan turis asing deh. Kalau denger orang di kanan-kiri ngomong sih kebanyakan ya orang Indonesia:). Di Indonesia katanya sedang libur panjang sampai seminggu lebih. Di sini libur hanya hari ini saja. Satu hari. Singapore memang "jago" narik turis asing. Terutama asal Indonesia. Padahal kalau dipikir dari sisi sumber daya alam, jauhlah dengan yang dimiliki Indonesia. Tempat wisata alamnya jumlahnya jauh lebih terbatas.
Pulang setelah nonton "dirre mountain". Mau naik bis antrinya panjang banget. Hampir setengah jam antri belum juga bisa naik. Jadi terpaksa mau naik taxi. Habis sudah pada kecapekan. Anak-anak sudah rewel. Kasihan Mama Papa juga. Tapi naik taxi pun ternyata ga gampang. Ada beberapa taxi, termasuk taxi mini-van yang ngetem. Tapi ga mau ke daerah Hillview. Katanya kejauhan. Kita sampai tawar-menawar. Akhirnya mau juga dua taxi angkut, tapi dengan harga diatas normal. Rupanya dimana-mana sama juga, ga di Indonesia ga di Singapore, ada saja orang yang suka memanfaatkan kesempatan dalam “kesempitan” orang lain.
1 comment:
Wah kalau sampai harga di atas normal, mesti complain. Tapi disini kalau hari besar (Natal, Tahun Baru, Deepavali, Lebaran, CNY) selalu tambah $1, Itu udah ada aturannya. Aturan ongkos taxi ditempel di pintu kiri. Bisa baca. Kalau mereka minta bayar di luar aturan itu, kita bisa complain ke perusahaan taxi atau Case. Tinggal catat no taxi nya...dan lapor.
Post a Comment