Rabu, 11 Oktober 2006 -- Baca di detik.com tentang kekalahan Schumacher di grand prix Jepang. Bukan hanya kalah, tapi ia ga dapat poin sama sekali karena ga sampai finis. Ironi sekali dengan hasil yang dicapai di Cina. Di Cina yang konon arena tersial Schumi, ia malah juara. Sampai bisa menggeser Alonso di posisi teratas. Sebelumnya selisih poin mereka sempat sampai 25 tuh. Schumi dan timnya sampai bilang "mujizat telah terjadi". Harapan untuk merebut gelar juara dunia ke-8 kalinya pun terbuka. Sebuah jejak indah karena ia mau pensiun akhir musim ini.
Tapi kenyataan berkata lain. Di Jepang ia malah hancur lebur. Mobilnya mengalami kerusakan mesin. Sesuatu yang sangat jarang terjadi pada mobil Schumi. Terakhir kali ia gagal finish karena kerusakan mesin tuh di GP Perancis 2000. Masih ada sih kesempatan ia juara. Dengan catatan menang di grand prix terakhir di Brasil. Dan Alonso hancur lebur. Apakah“mujizat” akan terjadi lagi buat Schumi? Entah. Yang jelas hidup benar-benar ga bisa diduga naik turun-nya. Seperti roda yang berputar. Maka kalau kita lagi berada di atas ingatlah saat dibawah, supaya ga lupa diri. Sebaliknya kalau kita lagi berada di bawah ingatlah saat diatas, supaya tetap punya pengharapan.
Sore berenang berdua Karen. Ia sudah bisa meluncur. Cuma belum bisa ambil napas. Tapi setidaknya ia sudah jauh lebih berani. Untuk hal-hal motorik Karen lebih "lambat" dari Kezia. Kezia sudah bisa berenang umur 3 tahun-an waktu masih di Jogja. Tapi untuk soal ngomong Karen lebih "cepat" dari Kezia. Perbendaharaan kaatnya lebih banyak. Setiap anak punya keunikan. Pertumbuhan setiap anak di setiap bidangnya beda.
Malamnya ketemu teman-teman FESIM di McD West Mall. Just ngobrol-ngobrol sambil kenalan. FESIM ini kalau di Indonesia Perkantas-nya. Good. Saya sangat appreciate teman-teman yang mau meluangkan waktu dan tenaga untuk ambil bagian dalam pelayanan mahasiswa. Bagaimanapun mahasiswa punya "posisi kunci" di masa depan. Mereka butuh bekal bukan hanya intelektual, tapi juga spiritual. Pembekalan spritual ini menurut saya seharusnya tanggung jawab gereja, cuma susahnya gereja kristen sudah terlalu sektarianistis. Jadi malah ga bisa garap "ladang" bersama :(.
Tapi kenyataan berkata lain. Di Jepang ia malah hancur lebur. Mobilnya mengalami kerusakan mesin. Sesuatu yang sangat jarang terjadi pada mobil Schumi. Terakhir kali ia gagal finish karena kerusakan mesin tuh di GP Perancis 2000. Masih ada sih kesempatan ia juara. Dengan catatan menang di grand prix terakhir di Brasil. Dan Alonso hancur lebur. Apakah“mujizat” akan terjadi lagi buat Schumi? Entah. Yang jelas hidup benar-benar ga bisa diduga naik turun-nya. Seperti roda yang berputar. Maka kalau kita lagi berada di atas ingatlah saat dibawah, supaya ga lupa diri. Sebaliknya kalau kita lagi berada di bawah ingatlah saat diatas, supaya tetap punya pengharapan.
Sore berenang berdua Karen. Ia sudah bisa meluncur. Cuma belum bisa ambil napas. Tapi setidaknya ia sudah jauh lebih berani. Untuk hal-hal motorik Karen lebih "lambat" dari Kezia. Kezia sudah bisa berenang umur 3 tahun-an waktu masih di Jogja. Tapi untuk soal ngomong Karen lebih "cepat" dari Kezia. Perbendaharaan kaatnya lebih banyak. Setiap anak punya keunikan. Pertumbuhan setiap anak di setiap bidangnya beda.
Malamnya ketemu teman-teman FESIM di McD West Mall. Just ngobrol-ngobrol sambil kenalan. FESIM ini kalau di Indonesia Perkantas-nya. Good. Saya sangat appreciate teman-teman yang mau meluangkan waktu dan tenaga untuk ambil bagian dalam pelayanan mahasiswa. Bagaimanapun mahasiswa punya "posisi kunci" di masa depan. Mereka butuh bekal bukan hanya intelektual, tapi juga spiritual. Pembekalan spritual ini menurut saya seharusnya tanggung jawab gereja, cuma susahnya gereja kristen sudah terlalu sektarianistis. Jadi malah ga bisa garap "ladang" bersama :(.
No comments:
Post a Comment