Sabtu, 21 Oktober 2006 -- Siang bersama Dewi, Kezia dan Karen ke Harbourfront. Jemput mama, papa, kakak dan keluarganya yang dolan ke sini. Mereka lewat Batam. Saat liburan panjang begini banyak orang liburan ke Singapore. Terutama dari Indonesia. Saya lihat antrian orang yang mau naik bis ke Sentosa Island panjang sekali. Tadi juga ketemu dua orang anggota jemaat yang masing-masing mau menjemput keluarganya.
Dulu bayangan saya, yang namanya pelabuhan ferry tuh mesti semerawut, ga aman, penuh dengan orang-orang kasar. Ternyata ga selalu begitu. Di sini pelabuhan ferry malah dipadu dengan pusat perbelanjaaan lengkap. Jadi ya, kayak kita jalan-jalan ke mall saja. Teman saya bilang, musim liburan gini Singapore dibanjiri orang Indonesia.
Kebijakan pemerintah Indonesia memperpanjang hari libur demi meningkatkan pariwisata nasional, rupanya jadi "rejeki" juga bagi Singapore :). Kalau ga mesti bayar fiskal bisa lebih banyak lagi tuh orang Indonesia yang liburan ke sini. Singapore kalau boleh saya umpamakan seperti seorang gadis yang "biasa-biasa" saja, tapi bisa "merawat diri" dan "menjaga perilaku" sehingga bisa begitu menariknya bagi orang-orang.
Malam pimpin persekutuan Keluarga Senior. Topiknya "makin tua makin menjadi". Intinya orang-orang yang hidupnya "ga jauh-jauh" dari Tuhan, biasanya lebih mampu menghayati hidup secara postif; lebih bisa bersyukur dan menjadi berkat. Diskusi di persekutuan Keluarga Senior selalu seru. Dan asyik. Bisa dimengerti, orang-orang pintar, berpikir kritis, dan punya pengalaman "spiritual" yang berbeda-beda, plus relasi satu sama lain akrab. Kalau ga dibatasi waktunya, bisa "bablas" tuh :).
Dulu bayangan saya, yang namanya pelabuhan ferry tuh mesti semerawut, ga aman, penuh dengan orang-orang kasar. Ternyata ga selalu begitu. Di sini pelabuhan ferry malah dipadu dengan pusat perbelanjaaan lengkap. Jadi ya, kayak kita jalan-jalan ke mall saja. Teman saya bilang, musim liburan gini Singapore dibanjiri orang Indonesia.
Kebijakan pemerintah Indonesia memperpanjang hari libur demi meningkatkan pariwisata nasional, rupanya jadi "rejeki" juga bagi Singapore :). Kalau ga mesti bayar fiskal bisa lebih banyak lagi tuh orang Indonesia yang liburan ke sini. Singapore kalau boleh saya umpamakan seperti seorang gadis yang "biasa-biasa" saja, tapi bisa "merawat diri" dan "menjaga perilaku" sehingga bisa begitu menariknya bagi orang-orang.
Malam pimpin persekutuan Keluarga Senior. Topiknya "makin tua makin menjadi". Intinya orang-orang yang hidupnya "ga jauh-jauh" dari Tuhan, biasanya lebih mampu menghayati hidup secara postif; lebih bisa bersyukur dan menjadi berkat. Diskusi di persekutuan Keluarga Senior selalu seru. Dan asyik. Bisa dimengerti, orang-orang pintar, berpikir kritis, dan punya pengalaman "spiritual" yang berbeda-beda, plus relasi satu sama lain akrab. Kalau ga dibatasi waktunya, bisa "bablas" tuh :).
No comments:
Post a Comment