Indonesia Plus
Master Pemulung
Setiap pagi sejak pukul 06.00, di pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, seorang pria memunguti limbah buah, sayuran serta sisa makanan dari warung dan rumah makan. Di depan rumahnya penuh dengan tumpukan barang bekas hasil memulung. Juga sisa makanan. Ia memang bukan pemulung sembarangan. Ia pemulung kreatif. Yang menjadi pemulung karena melihat peluang. Setiap kali melewati Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Ia selalu terganggu melihat tumpukan sampah. Maka kemudian ia mengambil keputusan. Menjadi pemulung. Sisa makanan tersebut dibawa pulang untuk diberikan kepada ayam peliharaannya. Ternyata berhasil. Ayam jenis buras miliknya sekarang sudah mencapai ratusan ekor. Ia menemukan bahwa jika ayam diberi makan dari sisa makanan buah dan sayuran, kotoran ayam cenderung tidak berbau sama sekali. Pria yang menyebut dirinya pemulung ini punya kartu nama. Tertulis : H. Sudarmasto, SH, MPA. Ia pensiunan Kepala Sub bagian perpustakaan BKKBN. Pangkat pensiunnya IVd. Tapi uang pensiun nggak memadai. Maka muncullah ide jadi pemulung. Dengan begitu ia berhasil mengantar 3 anaknya lulus jadi sarjana. Dan menjadi satu-satunya pemulung bergelar Master. (sumber : Kompas)
Ayah's Plus Point :
Tidak ada pekerjaan yang terlalu kecil atau terlalu hina untuk dikerjakan. Sepanjang dikerjakan dengan kesungguhan hati. Dan selama tidak melanggar aturan. Maka kalau kita merasa putus asa dengan keadaan diri, coba lihat sekeliling kita. Peluang selalu tersedia. Tergantung apakah kita mencarinya dengan mata hati atau dengan hati buta. Buta oleh gengsi, arogansi, rendah diri, dan ketidakberdayaan.
Master Pemulung
Setiap pagi sejak pukul 06.00, di pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, seorang pria memunguti limbah buah, sayuran serta sisa makanan dari warung dan rumah makan. Di depan rumahnya penuh dengan tumpukan barang bekas hasil memulung. Juga sisa makanan. Ia memang bukan pemulung sembarangan. Ia pemulung kreatif. Yang menjadi pemulung karena melihat peluang. Setiap kali melewati Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Ia selalu terganggu melihat tumpukan sampah. Maka kemudian ia mengambil keputusan. Menjadi pemulung. Sisa makanan tersebut dibawa pulang untuk diberikan kepada ayam peliharaannya. Ternyata berhasil. Ayam jenis buras miliknya sekarang sudah mencapai ratusan ekor. Ia menemukan bahwa jika ayam diberi makan dari sisa makanan buah dan sayuran, kotoran ayam cenderung tidak berbau sama sekali. Pria yang menyebut dirinya pemulung ini punya kartu nama. Tertulis : H. Sudarmasto, SH, MPA. Ia pensiunan Kepala Sub bagian perpustakaan BKKBN. Pangkat pensiunnya IVd. Tapi uang pensiun nggak memadai. Maka muncullah ide jadi pemulung. Dengan begitu ia berhasil mengantar 3 anaknya lulus jadi sarjana. Dan menjadi satu-satunya pemulung bergelar Master. (sumber : Kompas)
Ayah's Plus Point :
Tidak ada pekerjaan yang terlalu kecil atau terlalu hina untuk dikerjakan. Sepanjang dikerjakan dengan kesungguhan hati. Dan selama tidak melanggar aturan. Maka kalau kita merasa putus asa dengan keadaan diri, coba lihat sekeliling kita. Peluang selalu tersedia. Tergantung apakah kita mencarinya dengan mata hati atau dengan hati buta. Buta oleh gengsi, arogansi, rendah diri, dan ketidakberdayaan.
No comments:
Post a Comment