Friday, October 27, 2006

Catatan Harian

Day - 157


Kamis, 26 Oktober 2006 -- Masih cuti. Pagi berdua papa pergi jalan. Yang laen mau pada ke Mustafa Mall. Terus ke Suntec city. Pasti banyak jalan kaki. Papa milih diam di rumah. Papa sudah agak susah kalau mesti jalan jauh. Dan memang sudah rencana pula pagi ini saya akan ajak jalan naik MRT. Toh saya juga ga bisa ikut yang lain karena siang harus tunggu Kezia dan Karen pulang sekolah.

Lagian papa nih belum pernah naik MRT. Selama di sini naik taxi terus. Habis kan rambongan jadi lebih "murah" naik taxi gitu. Kita naik MRT di Bukit Batok. Ke Choa Chu Kang naik LRT Bukit Panjang. Balik lagi Bukit Batok. Papa senang banget. Ga bosan-bosan ia bilang, "Singapore hebat yah." :).

Terus kita makan di Food Court Bukit Batok. Papa tuh sudah hampir 80 tahun. Sudah banyak sakitnya. Boleh dibilang sudah lama sekali saya ga jalan berdua papa. Selama ini biasa kalau pergi ramai-ramai. Saya jadi punya banyak kesempatan untuk lebih memperhatikan papa. Ga kerasa papa ternyata sudah begitu "rapuh". Waktu bawain makan siang buatnya, saya sempat terharu melihat papa. Ia kelihatan tua banget.

Terharu oleh karena tiba-tiba saya sadar betapa selama ini saya kurang sekali perhatian kepada papa. Papa tuh sudah hampir ga bisa mendengar. Sebelah matanya pun sudah hampir ga bisa melihat. Saya malah kerap suka ga sabaran dengerin keluhan-keluhan papa. Andai waktu bisa diputar saya ingin sekali diberi kesempatan untuk membahagiakan papa. Saya akan lakukan apa pun. Apalagi kalau ingat kenakalan saya dulu.

Pulang saya sih ga kemana-mana lagi. Biasalah tunggu Kezia dan Karen. Hujan deras pula. Tadinya rencana kalau Kezia pulang terus kita nyusul ke Suntec. Tapi tanya mereka juga tanya papa, males katanya. Ya sudah di rumah. Dewi dan keluarga baru datang sore. Hehehe lihat para istri belanaja, ampun deh. Saya dan Dewi sih bisa kebayang nanti repotnya bawa ke Indonesia. Padahal saya lihat barang-barangnya sih ga penting-penting amat. Cuma murah saja katanya. Singapore selain jago narik turis, jago juga bikin orang mau belanja.

1 comment:

Anonymous said...

Wah jadi keinget juga sama papa saya Pak Ayub. Ga terasa memang waktu cepat sekali berlalu, khususnya waktu saya tahu bahwa ternyata saya tidak menggunakannya dengan bijak ;P Belum lama rasanya saya ngerasain digendong papa dari mobil ke dalam kamar saat saya tertidur dalam perjalanan2 yang melelahkan. Terima kasih sudah berbagi cerita ini, dapet banyak 'rhema' nih :)