Senin, 9 Oktober 2006 -- Kemarin malam saya dapat SMS ini dari seorang teman pemuda: "......., khususnya pagi ini saya dikasih semangat yang dibutuhkan dengan sangat tak terduga dan unik untuk menjalani hari yang panjang dan cukup melelahkan secara fisik maupun mental melalui sambutaan dan jabat tangan yang bapak beri. Makasih ya, Pak." Kadang perhatian kecil diberikan pada saat yang tepat, pada orang yang tepat, dengan cara yang tepat bisa berarti sangat besar. Nggak ada hal baik yang nggak bisa kita berikan kepada orang lain. Mungkin senyum. Mungkin sapaan hangat. Teman, terima kasih kamu sudah berterima kasih untuk sesuatu yang kecil, yang saya lakukan.
Jam 7.30-an antar saudara ke Raffles Hospital. Maminya habis operasi karena ada pengapuran di lutut. Pagi-pagi jam berangkat kerja begitu, naik MRT minta ampun deh. Sampai dua MRT lewat penuh banget. Ga bisa masuk. Baru MRT ketiga bisa naik. Itu pun umpel-umpelan. Di sini untung kondisi MRT-nya bagus. Bersih. Ber-AC pula. Saya ga bisa bayangin orang-orang yang setiap hari naik KRL di Jakarta dengan kondisi yang sangat jauh dari bagus.
Saya melihat wanita yang lagi hamil besar naik MRT. Kayaknya sih mau ngantor. Hal serupa pasti terjadi juga di Jakarta. Ya, ampun. Betapa beratnya jadi wanita seperti ia. Hamil tua. Masih berangkat bekerja. Naik kendaraan umum desak-desakan. Duh. Di Alkitab dikisahkan akibat dosa wanita harus nanggung kutuk sakit waktu melahirkan. Sedang laki-laki harus bekerja keras. Zaman sekarang wanita rupanya ga hanya sakit waktu melahirkan, tapi juga ikut kerja keras. Apa ini tanda sebagian kutuk laki-laki ditanggung wanita? :). Hormat saya untuk para wanita pekerja keras.
Siang sepupu dan maminya terus kembali ke Jakarta. Saya ga antar ke Changi. Mereka sudah biasa di sini. Saya terus pulang. Ga kemana-mana lagi. Dewi ada acara Komisi Wanita. Saya tunggu Kezia dan Karen pulang sekolah. Agak sore ada teman dari Jakarta datang ke rumah. Ia dan istrinya pas dolan di Singapore. Dulu pertama kali saya ke Singapore ia yang ngajak :). Kita janjian ketemu lagi besok sore. Malamnya ada Family Fellowship di daerah Thompson. Pulang hampir jam 10.30 pm.
Jam 7.30-an antar saudara ke Raffles Hospital. Maminya habis operasi karena ada pengapuran di lutut. Pagi-pagi jam berangkat kerja begitu, naik MRT minta ampun deh. Sampai dua MRT lewat penuh banget. Ga bisa masuk. Baru MRT ketiga bisa naik. Itu pun umpel-umpelan. Di sini untung kondisi MRT-nya bagus. Bersih. Ber-AC pula. Saya ga bisa bayangin orang-orang yang setiap hari naik KRL di Jakarta dengan kondisi yang sangat jauh dari bagus.
Saya melihat wanita yang lagi hamil besar naik MRT. Kayaknya sih mau ngantor. Hal serupa pasti terjadi juga di Jakarta. Ya, ampun. Betapa beratnya jadi wanita seperti ia. Hamil tua. Masih berangkat bekerja. Naik kendaraan umum desak-desakan. Duh. Di Alkitab dikisahkan akibat dosa wanita harus nanggung kutuk sakit waktu melahirkan. Sedang laki-laki harus bekerja keras. Zaman sekarang wanita rupanya ga hanya sakit waktu melahirkan, tapi juga ikut kerja keras. Apa ini tanda sebagian kutuk laki-laki ditanggung wanita? :). Hormat saya untuk para wanita pekerja keras.
Siang sepupu dan maminya terus kembali ke Jakarta. Saya ga antar ke Changi. Mereka sudah biasa di sini. Saya terus pulang. Ga kemana-mana lagi. Dewi ada acara Komisi Wanita. Saya tunggu Kezia dan Karen pulang sekolah. Agak sore ada teman dari Jakarta datang ke rumah. Ia dan istrinya pas dolan di Singapore. Dulu pertama kali saya ke Singapore ia yang ngajak :). Kita janjian ketemu lagi besok sore. Malamnya ada Family Fellowship di daerah Thompson. Pulang hampir jam 10.30 pm.
No comments:
Post a Comment